Salah satu berkat yang Tuhan anugerahkan pada saya adalah berkesempatan untuk menghidupkan kutipan Gie tersebut 7 tahun lalu di 2013 ketika menjalankan ekspedisi 100 Hari Keliling Indonesia bersama Kompas TV. Yang terangkum dalam tayangan dokumenter sebanyak 30episode & buku dengan judul yg sama.
Bukan tuk menikmati panorama nya, namun menjadi rakyat negeri ini sesungguhnya, dengan mengitari tanah air searah jarum jam start dari Jakarta hingga finish di ibukota kembali selama 100 hari. Dengan moda transportasi umum kelas ekonomi. Apapun! Angkutan kota, sepeda motor, bus, kereta api, kapal laut, hingga menumpang truk. Berpacu dgn waktu tanpa menggunakan pesawat terbang komersial. Dengan maksud melihat wajah negeri dari dekat, menyimak problematika dari dekat. Menyaksikan Indonesia sejujur-jujurnya.
Selain bertatap dengan aneka kendala yang sudah pasti datang, berjumpa dengan para pahlawan lokal negeri ini, menelaah problematika tiap titik perbatasan negeri, menelusuri Taman Nasional, berjibaku bertahan dari cuaca buruk, menembus hutan yang telah berubah menjadi labirin perkebunan kelapa sawit yang masif, bertukar energi baik dengan kawan-kawan masyarakat adat, berkolaborasi dengan tim yg hebat & tentunya larut pada tawa riang bocah2 di tiap sudut negeri, sungguh pembelajaran penuh makna yg tak dapat ditukar dengan apapun. Proses pendewasaan mempertajam cakrawala berpikir.
Sebuah karya bakti yang Inshallah menumbuhkan inspirasi bagi siapapun yang menyantapnya. Termasuk ketika buku catatan perjalanan kami yang diterjemahkan ke bahasa Jerman, turut terbang menuju Frankfurt Book Festival 2015, salah satu festival buku tertua di dunia.
Hingga pada akhirnya, bagi saya pribadi, ekspedisi ini adalah ukiran torehan kisah, salah satu karya dari sekian banyak warisan ilmu yang kupersembahkan pada Ganesa Tashi Tungka. Upaya kecil yang dilakukan seorang ayah menceriterakan pada anak lelakinya tentang optimisme menjadi manusia Indonesia dengan menjelajahi negeri yang akbar. Menjejakkan langkah, mencumbui negeri.
Semoga kelak generasi muda Indonesia dapat membawa negeri ini lebih maju dan beradab. Semoga perbedaan ras, agama, suku, budaya di tanah air ini dapat disatukan atas nama Indonesia seutuhnya.