Situs pemerintah Amerika Serikat diretas dan ada kelompok mengaku jika dirinya peretas dari negara Iran juga sudah mengambil alih situs web agen pemerintah Washington.
Mereka sudah memposting pesan dan memberi pernyataan akan membalas dendam atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani Panglima Tertinggi Iran di Amerika Serikat. Peretas Iran tersebut sudah meretas situs web program perpustakaan federal penyimpanan dan telah diganti menjadi halaman yang berjudulkan Peretas Iran, Sabtu (4/1/2020). Mereka menampilkan gambar pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga bendera Iran yang terpajang dapa situs web tersebut.
“Qassem Soleimani merupakan hadiah upaya keras selama bertahun-tahun,” pada tulisan tersebut juga sudah menggambarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dipukul oleh tinju dan berasal dari Iran saat rudal terbang, Kutipan dari “The Guardian”. Selanjutnya terdapat tulisan yang lain “Bersama kekuatan tuhan dan dengan kepergiannya, merupakan sebuah pekerjaan juga jalan itu tidak akan berhenti balas dendam hebat menanti penjahat yang sudah menodai tangan kotornya bersama dengan darah juga darah martir.”
Selain itu ada sebuah keterangan yang lain di halaman itu dalam teks putih menggunakan latar belakang hitam sebuah pernyataan”Berikut adalah hanya sebuah sebagian kecil dari kedigdayaan Iran di dunia maya.”
Dalam serangan pesawat tidak berawak di Irak pembunuhan Qossem Soleimani terjadi pada pagi, Jumat (3/1/2020) dan membawa sebuah janji pembalasan dari Iran. Ia adalah orang paling kuat kedua di Teheran, Qossem Soleimani mengawasi beragam intervensi pada perebutan kekuasaan regional negaranya.
Dengan ancaman yang telah diberikan Teheran, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga sudah memperingatkan jika Amerika Serikat akan membuat target 52 situs pada negara Teheran. Amerika Serikat akan memukul Iran dengan cepat juga sangat keras apabila menyerang personel juga aset negara Amerika Serikat.
Selain itu Presiden Amerika Serikat Donald Trump seolah juga tidak takut dengan ancaman Iran tersebut, Presiden As Donald Trump juga bahkan langsung sudah siagakan 3.000 tentara di Timur Tengah setelah membunuh Qossem Soleimani Panglima Tertinggi Iran.