Perbedaan TB dan Bronkitis, Penyakit Pernapasan yang Mirip

Perbedaan TB dan Bronkitis, Penyakit Pernapasan yang Mirip

Tuberkulosis (TB) dan bronkitis adalah dua penyakit pernapasan yang sering dianggap mirip karena gejalanya yang tumpang tindih, seperti batuk berkepanjangan. Namun, keduanya memiliki penyebab, mekanisme, dan penanganan yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

1. Penyebab

  • Tuberkulosis (TB):
    Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB adalah penyakit infeksi yang dapat menyebar melalui udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara.
  • Bronkitis:
    Merupakan peradangan pada saluran bronkus, yang membawa udara ke paru-paru. Penyebab bronkitis bisa berupa infeksi virus, bakteri, atau iritasi akibat asap rokok, polusi, dan debu.

2. Jenis

  • TB:
    TB bersifat kronis dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun jika tidak diobati. Penyakit ini dapat menyerang paru-paru (TB paru) atau organ lain (TB ekstraparu).
  • Bronkitis:
    Terdiri dari dua jenis utama:

    • Bronkitis Akut: Berlangsung singkat, biasanya disebabkan oleh infeksi virus.
    • Bronkitis Kronis: Bagian dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), sering disebabkan oleh merokok atau paparan iritasi jangka panjang.

3. Gejala

  • TB:
    • Batuk lebih dari 3 minggu, sering disertai darah.
    • Demam ringan, terutama di malam hari.
    • Keringat malam.
    • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
    • Kelelahan kronis.
  • Bronkitis:
    • Batuk produktif dengan lendir (dahak) berwarna putih, kuning, atau hijau.
    • Nyeri dada ringan akibat batuk.
    • Sesak napas, terutama pada bronkitis kronis.
    • Demam ringan (pada bronkitis akut).

4. Penularan

  • TB:
    Sangat menular melalui udara, terutama di ruang tertutup dengan ventilasi buruk.
  • Bronkitis:
    Bronkitis akut yang disebabkan oleh virus atau bakteri dapat menular, tetapi bronkitis kronis tidak menular.

5. Pengobatan

  • TB:
    Memerlukan pengobatan dengan antibiotik khusus seperti isoniazid, rifampisin, dan etambutol selama 6–12 bulan. Penting untuk menyelesaikan pengobatan agar TB tidak menjadi resisten.
  • Bronkitis:
    • Bronkitis akut biasanya sembuh dengan sendirinya dan memerlukan pengobatan simtomatik seperti obat pereda batuk.
    • Bronkitis kronis mungkin memerlukan bronkodilator, steroid inhalasi, dan terapi oksigen.

Kesimpulan

TB adalah infeksi bakteri kronis yang serius dan dapat menyebar ke orang lain, sementara bronkitis adalah peradangan saluran napas yang sering kali disebabkan oleh iritasi atau infeksi virus. Jika Anda mengalami batuk berkepanjangan, terutama dengan gejala seperti demam dan keringat malam, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.